Senin, 11 April 2011

Pentingnya pendidikan bagi anak

            Gaung tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini di Indonesia baru muncul selaras dengan terjadinya perubahan pada hampir seluruh aspek kehidupan di negeri ini atau secara umum orang mengistilahkan dengan sebutan reformasi.
           Tuntutan reformasi dari masyarakat yang mulai melek terhadap kondisi nyata bangsanya terjadi pada seluruh sendi kehidupan bangsa. Pada tataran praktik, ternyata tuntutan reformasi ini pun terjadi pada bidang pendidikan anak usia dini. Setiap anak bangsa dari orang tua, birokrat, mahasiswa serta masyarakat secara umum mulai sampai pada suatu kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini. Terdapat beberapa alasan yang memperkuat alasan pemikiran tersebut:
  1. laporan hasil analisis tim Education for all (pendidikan untuk semua) indonesia pada tahun 2000, yang berpangkalan di Departemen Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pada tahun 2000, dari sekitar 26 juta anak indonesia usia 0-6 tahun, lebih dari 80 % belum mendapatkan layanan pendidikan anak usia dini. Khusunya anak usia 4-6 tahun yang berjumlah 12 juta, baru sekitar 2 juta yang terlayani di Taman kanak-kanak (TK) dan Raudatul athfal (RA) (Gutama 2002:33) 
  2. Hasil penelitian yang menyebutkan bahwa masa usia dini adalah masa kritis dalam perkembangan anak. Hasil kajian neurologi menunjukan bahwa pada saat lahir otak bayi membawa potensi sekitar 100 milyar pada prosese berikutnya, sel-sel dalam otak tersebut berkembang dengan begitu pesat dengan menghasilkan bertriliyun-triliyun sambungan antar neuron. Supaya mencapai perkembangan optomal sambungan ini harus diperkuat melalui berbagai rangsangan psikososial, karena sambungan yang tidak diperkuat akan mengalami atropi (penyusutan) dan musnah. Inilah yang pada akhirnya yang akan mempengaruhi kecerdasan anak. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian di Baylor College of Medicine (Jalal, 2002 : 21-25) yang menemukan bahwa apabila anak jarang memperoleh rangsangan pendidikan, maka perkembangan otaknya lebih kecil 20-30 % dari ukuran normal anak seusianya.  
                          Dalam kajian lain diungkapkan bahwa sekitar 50 % kapabilitas kecerdasan manusia terjadi ketika anak berumur 4 tahun, 80 % telah terjadi ketika berumur 8 tahun dan mencapai titik kulminasi sekitar usia 18 tahun.  Hal ini berarti bahwa perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu  4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi pada kurun waktu  14 tahun berikutnya, dan selanjutnya perkembangan otak akan mengalami stagnasi. Itulah sebabnya periode ini dinamakan usia emas (golden age) dan setelah perkembangan ini lewat maka berapa pun kapabilitas kecerdasan yang dicapai individu , tidak akan mengalami peningakatan lagi atau dengan kata lain tidak memiliki kebermaknaan.

Jumat, 08 April 2011

Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini

                Salah satu kelemahan umum guru PAUD adalah rendahnya kemampuan menilai tumbuhkembang  anak. Padahal kesalahan perlakuan tentunya akan berdampak kepada terganggunya aspek-aspek perkembangan anak yang terkadang tidak terasa pada jangka waktu dekat, akan tetapi munculnya dampak kesalahan perlakuan itu tampak setelah waktu yang cukup lama. Sebagai contoh masih banyak guru anak usia dini yang belum mampu melakukan observasi tumbuhkembang anak secara begitu juga penggunaaan teknik penilaian yamg lainnya. 
              Berdasarkan fenomena yang berkembang tersebut maka guru pendidikan anak usia dini harus punya panduan supaya mampu melakukan kegiatan penilaian perkembangan anak dengan baik, tepat dan akuntabel.

Rabu, 30 Maret 2011

Pendidikan Anak Usia Dini

Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitaif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, Karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi faktor internal dan eksternal, namun demikian perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum.  Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal  dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan, kesehatan, gizi dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui pembiasaan.